06/07/11

"Indonesia Membangun Surga 2030". Adakah Surga?

Surga - Neraka dalam Islam. Penulis tidak mengupas surga dan neraka dalam agama Kristen dan Yahudi. Ya, karena kata-kata tersebut tidak berasal dari mereka. Tetapi, hal ini penulis kupas, karena Islam sebagai agama yang penulis anut membahas panjang lebar tentang surga dan neraka sebagai terjemahan jannah dan nar. Samakah jannah dengan surga? Samakah nar dengan neraka? Jangan-jangan kita selama ini cuma memaksakan terjemahan. Hal yang berbeda kita pahami sebagai hal yang sama.

Sebagaimana yang saya utarakan di atas. Tidak ditemukan kata "Surga" di dalam AlQuran maupun hadits. Tidak ada kata "neraka" dalam Alquran dan Hadits. Yang ada ialah kata Jannah (jamaknya, jannat). Yang ada ialah kata Nar. Yang tidak ada bentuk jamaknya. Jadi, kalau jannah diungkapkan Alquran sebagai hal yang banyak. Tapi, nar disebut hanya satu adanya. Ya, tidak ada dua, tiga, empat.. nar. Hanya ada satu nar. Silahkan menebak sendiri, banyak mana yang berada di jannah dan yang ada di nar. Yang jelas, berdasarkan tuturan Alquran, jannah itu seluas bumi dan langit !


Alam Surga. Tidak kurang dari 145 kata jannah dan jannat disebut dalam Alquran. Kata itu sendiri berarti kebun atau taman. Namanya saja kebun, ya yang tergambar adalah banyaknya pohon buah-buahan yang ada di dalamnya. Kadang juga bermakna taman. Sehingga tergambar di situ adalah tempat peristirahatan. Adanya sungai-sungai untuk rekreasi. Adanya kamar-kamar peristirahatan dengan dipan-dipan yang tertata dengan anggun. Wajar, jika disebut tiada terik matahari di dalam jannah. Lha sinarnya kan terlindung oleh lebatnya daun-daunan. Masuk akal, bila dinyatakan tiada merasa haus dan lapar. Lha, buahnya kan berasal dari banyaknya pohon buah yang ada di situ. Sehingga memetik dari satu pohon, tapi pohon yang lain berbuah. Air taman yang tidak terkontaminasi bahan beracun dan kotor, tentu membuat orang yang meminumnya bebas dari dahaga dan merasakan kesegaran.

Dipandang dari sudut tata bahasa, kata jannah berasal dari kata kerja jan-na yang artinya menutupi, menyembunyikan, atau menudungi. Maka, dalam makna kiasan, jannah merupakan sesuatu yang masih tersembunyi. Sesuatu yang masih tertutup dari pandangan mata fisik atau mata jasmani. Wajar saja bila di Alquran dikatakan bahwa surga yang digambarkan di dalamnya itu hanyalah "perumpamaan" dan bukan alam nyata. Jadi, Alquran tidak menceritakan kenyataan jannah. Yang diungkapkan itu kebahagiaan surgawi. Jangan salah tangkap! Alquran tidak pernah menyatakan bahwa di alam sana, setelah dunia ini hancur, ada yang namanya jannah-jannah yang isinya "ini dan itu". Pohon ini dan pohon itu. Buah ini dan buah itu. Alquran hanyalah memberikan perumpamaan tentang kebahagiaan yang akan dicapai oleh mereka yang beriman dan beramal sholeh. Ungkapan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan batiniah yang akan dialami oleh mereka yang beriman dan beramal sholeh.

Semua kenyamanan surga yang ada di Alquran merupakan metafor, "permisalan", atau matsal. Permisalan tentang jannah atau yang biasa diterjemahkan surga, bisa disimak pada ayat berikut ini.

Permisalan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, ialah suatu lingkungan hidup yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Segalanya serba berkekalan. Begitu pula naungannya. Itulah tujuan bagi orang-orang yang bertakwa. Adapun akhir bagi mereka yang kafir adalah api. 

Perumpamaan surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa : Di sana terdapat sungai-sungai yang airnya tidak berubah, sungai-sungai dari susu yang tak berubah rasanya, sungai-sungai dari anggur yang lezat rasanya bagi orang yang meminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang dibersihkan, dan di dalamnya pula mereka mendapat segala macam buah, dan perlindungan dari Tuhan. Samakah hal itu dengan orang yang menetap di alam neraka, dan diberi minum dengan air yang mendidih sehingga terpotong-potong ususnya.

Sekarang, marilah kita lihat kembali gambaran surga. Pada QS 13:35 disebutkan bahwa "segalanya serba berkekalan". Kalimat ini merupakan terjemahan dari kalimat "ukuluha da-im" yang biasanya makananya abadi. Kata ukul berasal dari kata kerja akala yang berarti makan. Namun, kata ukul memiliki arti lebih luas dari sekedar makanan. Ia merupakan makanan yang dibutuhkan untuk kehidupan jasmani, sosial, mental, moral, dan spiritual. Dan, kata da-im berati kontinyu, terus menerus, tak pernah putus. Jadi, surgawi itu merupakan suatu kondisi yang tak terjadi kelaparan di dalamnya. Juga tak pernah dikabarkan bahwa manusia dalam jannah itu mengalami kekenyangan. Lapar tiada, kenyangpun tidak.

Permisalan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, ialah suatu lingkungan hidup yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Segalanya serba berkekalan. Begitu pula naungannya. Itulah tujuan bagi orang-orang yang bertakwa. Adapun akhir bagi mereka yang kafir adalah api


Naungannya juga abadi. Naungan merupakan terjemahan dari zhill. Sebenarnyakata zhill memiliki arti naungan, bayangan, tempat perlindungan, dan keamanan. Jadi, sebenarnya surga itu tempat berlindung yang abadi, yang segala kebutuhan untuk hidup penghuninya tak pernah mengalami kekurangan. Oleh karena tumbuh-tumbuhan hidup lestari, maka cahaya matahari tidak terasa terik bagi penghuninya. Ya, di dalam kehidupan surgawi manusia tidak tersengat terik matahari, Jadi, bukan kerena mataharinya tidak ada, tetapi alamnya penuh dengan tumbuhan. Ozonnya tebal sehingga kondisinya terasa sejuk dan nyaman.


Kondisi alamnya membuat susu yang keluar dari ternak piaraan tetap segar, dan tidak mengalami kerusakan. Sistem fermentasi bagi buah-buahan sudah canggih, sehingga minuman yang dihasilkan tidak mengandung alkohol lagi. Pemiaraan lebah juga semakin canggih sehingga madu yang dihasilkan sudah terbebas dari berbagai kotoran yang bisa merugikan peminumnya. Kelimapahruahan semuanya itu dilukiskan dengan "sungai-sungai yang mengalir di dalam surga". Kondisi yang demikian itu memang kontras dengan gambaran neraka.

1 komentar:

Tulisan Achmad Chodjim Ini Mah..

Posting Komentar

silahkan menuliskan kritik maupun saran, mohon tidak spam, terimakasih